7 Bocah Yang Direkrut Perusahaan Besar


Apa yang terjadi ketika anak-anak kita direkrut oleh perusahaan besar? Pastinya kita akan terkejut oleh itu. Baru-baru ini kita dikejutkan oleh Ahmed Mohamed yang membuat 'bom jam' dan akhirnya dia keluar dari tuntutan ini, Google pun merebutkan Ahmed menjadi seorang pegawainya. Dan siapa saja bocah yang direkrut oleh perusahaan besar? Langsung kita simak saja..

1. Ahmed Mohamed Jadi Rebutan Perusahaan Teknologi

Dituduh Bikin Bom, Ahmed Malah Jadi Rebutan Facebook & Google

Ahmed Mohammed, seorang pelajar di Amerika Serikat ditangkap polisi karena membuat perangkat yang diduga bom ke sekolah. Padahal benda itu hanyalah jam digital kreatif buatannya sendiri. Dukungan pun mengalir deras pada pelajar muslim usia 14 tahun ini.

Ahmed sekolah di MacArthur High School di Texas. Dia membawa perangkat jamnya ke sekolah dengan tujuan ditunjukkan pada gurunya agar bisa masuk klub robotik. Namun karena bentuknya mirip bom, sang guru malah curiga kemudian lapor pada polisi setempat.

Saat ditangkap dengan diborgol, Ahmed sempat kebingungan. Berkali-kali ia menjelaskan kepada pihak kepolisian jika benda tersebut bukanlah bom seperti yang dituduhkan.

"Kami berusaha mengonfirmasi remaja tersebut tentang apa itu, ia memberitahu kami jika itu hanya sebuah jam," jelas Juru Bicara Kepolisian Irving, James MsLellan. Ahmed akhirnya dibebaskan.
"Kupikir setiap orang sudah tahu kalau aku membuat sebuah jam dan malah mendapat banyak masalah karenanya. Aku membuat jam itu agar guruku terkesan tetapi ketika aku menunjukkanya, dia malah merasa terancam," terang Ahmed dalam konferensi pers.
Kasus ini menghebohkan Amerika Serikat karena polisi dan guru dianggap diskriminatif. Banyak yang kemudian mendukung Ahmed. Termasuk Presiden AS Barack Obama yang mengundangnya ke Gedung Putih.

2. Jeffrey Petters, Jadi Pegawai IT Termuda Di Dunia

http://jakartakita.com/wp-content/uploads/Jeffrey-Peters.jpg

Saat anak-anak lain seusianya sibuk bermain-main, Jeffrey Peters (6) malah asyik menjadi tenaga bantu data entry di sebuah perusahaan.

Yah, Jeffrey tidak sedang bermain peran. Jeffrey memang staf IT sungguhan yang dibayar profesional oleh suatu perusahaan data entry. Adalah sang mama yang menemukan bakat anak lelakinya di dunia data entry.

Sejak usia dini, Jeffrey memang lebih suka bermain-main dengan komputernya sambil mengamati pekerjaan ibunya. Sang ibu yang berinisiatif untuk memberikan Jeffrey tugas kecil. Tak disangka Jeffrey justru kegirangan dan bisa mengerjakan tugasnya dengan baik layaknya staf profesional.

Alhasil, Jeffrey pun mendapatkan pekerjaan part time pertamanya. Bahkan kini Jeffrey kebanjiran tawaran pekerjaan. Penasaran dengan seperti apa Jeffrey Peters si anak ajaib, intip saja videonya di sini!


3. Ben Pasternak Direkrut Google, Facebook Dan Yahoo



Nama Ben Pasternak kini banyak diperbincangkan, terutama di kalangan pencipta game. Karena, remaja 15 tahun asal Sydney, Australian, itu telah menciptakan sebuah game iPhone yang menaikkan statistik App Store ke tingkat yang lebih tinggi, Impossible Rush.
Hanya dalam waktu enam pekan setelah diluncurkan pada Oktober 2014 lalu, game Impossible Rush ciptaan Pasternak telah di-download 500 ribu kali.
Statistik App Store pun melampaui Vine, Google, dan Twitter ketika makin banyak yang men-download game tersbeut. Ben Pasternak menciptakan Impossible Rush bersama temannya sesama remaja dari Chicago, Amerika Serikat, Austin Valleskey.
Game itu, kata mereka, diciptakan ketika mereka bosan dengan pelajaran sekolah. Ben Pasternak kini sedang berada di Amerika Serikat untuk memenuhi undangan para raksasa teknologi, seperti Google, Facebook, dan Yahoo.
Ia berharap bisa magang di salah satu perusahaan raksasa tersebut. Departemen Magang Facebook pun telah mengundang Ben Pasternak ke perusahaan tersebut di California. Wakil Presiden Pencarian Google, Yossi Matais, juga mengundang langsung Pasternak untuk berkunjung ke kampus perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California. Di Lembah Silikon, Ben Pasternak diminta hadir dalam sebuah acara kompetisi aplikasi remaja, Hack Generation Y.
Acara ini merupakan kompetisi menciptakan game dalam waktu 36 jam. Ben Pasternak adalah salah seorang dari 20 anak muda dari luar Amerika Serikat yang mendapat undangan khusus.
- See more at: http://voa-islam.com/read/tekno/2015/01/29/35360/ben-pasternak-remaja-15-tahun-yang-diincar-google-facebook-dan-yahoo/#sthash.tchECBDY.dpuf
Nama Ben Pasternak kini banyak diperbincangkan, terutama di kalangan pencipta game. Karena, remaja 15 tahun asal Sydney, Australian, itu telah menciptakan sebuah game iPhone yang menaikkan statistik App Store ke tingkat yang lebih tinggi, Impossible Rush.

Hanya dalam waktu enam pekan setelah diluncurkan pada Oktober 2014 lalu, game Impossible Rush ciptaan Pasternak telah di-download 500 ribu kali.

Statistik App Store pun melampaui Vine, Google, dan Twitter ketika makin banyak yang men-download game tersbeut. Ben Pasternak menciptakan Impossible Rush bersama temannya sesama remaja dari Chicago, Amerika Serikat, Austin Valleskey.

Game itu, kata mereka, diciptakan ketika mereka bosan dengan pelajaran sekolah. Ben Pasternak kini sedang berada di Amerika Serikat untuk memenuhi undangan para raksasa teknologi, seperti Google, Facebook, dan Yahoo.

Ia berharap bisa magang di salah satu perusahaan raksasa tersebut. Departemen Magang Facebook pun telah mengundang Ben Pasternak ke perusahaan tersebut di California. Wakil Presiden Pencarian Google, Yossi Matais, juga mengundang langsung Pasternak untuk berkunjung ke kampus perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California. Di Lembah Silikon, Ben Pasternak diminta hadir dalam sebuah acara kompetisi aplikasi remaja, Hack Generation Y.

Acara ini merupakan kompetisi menciptakan game dalam waktu 36 jam. Ben Pasternak adalah salah seorang dari 20 anak muda dari luar Amerika Serikat yang mendapat undangan khusus.

4. Marco Calasan, Usia 9 Tahun Yang Bekerja Di Microsoft

http://1.bp.blogspot.com/-bx3NDA7Z8Bg/VVrUNGyMuzI/AAAAAAAADB8/iLRCze7qIxw/s1600/markocalasan.jpg

Bocah kelahiran 24 juli tahun 2000 ini memiliki IQ di atas rata-rata manusia pada umumnya. Dengan kecerdasannya dia mampu memperoleh sertifikat microsoft ketika usianya yang kurang dari 7 tahun. Tidak tanggung-tanggung sertifikat yang didapatnya sebanyak 4 buah yaitu, Microsoft Certified Professional (MCP), Microsoft Certified Desktop Support Technician (MCDST), Microsoft Certified Systems Administrator (MCSA), Microsoft Certified Systems Engineer (MCSE).

Untuk lebih mengetahui bidang keahlian dan minatnya, akhirnya bocah ini pun di tahun 2008 silam melakukan tes piskologi. Berdasarkan hasil, bocah ini memang memiliki  dasar yang luas akan pengetahuan dan minat di banyak bidang, dia juga memiliki motivasi yang kuat untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan juga ambisi intelektual yang sangat jauh jika dibandingkan anak-anak seusianya. Dari hasil tes juga terlihat bahwa Marko memiliki kreatifitas, akurasi, ketekunan, kemandirian dan kecepatan dalam mengerjakan sesuatu.

Marko Calasan saat ini sudah menulis buku sebanyak 312 halaman yang berhubungan dengan microsof windows 7. Departemen pendidikan memberi dukungan resmi kepadanya dengan cara menjadikan buku karangan Marco sebagai kurikulum sekolah yang diajarkan secara gratis kepada seluruh siswa. Tidak hanya itu, departemen pendidikan bahkan menjadikan Marko sebagai guru komputer dan memberi Marko lab berisi 15 komputer secara gratis untuk mengajari  anak-anak berusia 8-11 tahun.

5. Nick D'Aloisio, Programmer Muda Milik Yahoo



Keingintahuan, gairah, dan ketekunan membawa Nick D’Aloisio menjadi pusat perhatian dunia. Pekan lalu, Yahoo mengumumkan membeli aplikasi Summly yang dibuat remaja asal London berusia 17 tahun itu. Ia bahkan disebut majalah ”Forbes” sebagai salah satu dari ”30 entrepreneur berusia di bawah 30 tahun” yang perlu diperhatikan.

Yahoo tak membuka informasi berapa harga yang dibayar, namun banyak pihak memperkirakan nilainya sekitar 30 juta dollar AS (sekitar Rp 290 miliar). Summly adalah aplikasi dengan algoritma kompleks yang mampu meringkas berita panjang di daring dalam tiga paragraf pendek sehingga mudah dibaca di layar smartphone.

D’Aloisio membuat Summly karena frustrasi saat mengerjakan tugas sekolah. Ia kerepotan dengan banyaknya artikel tak relevan saat mencari bahan di internet. Hal itu mendorong dia mencari cara menyaring informasi.

”Saya tak sabar,” ujarnya. ”Seperti remaja generasiku, jika tak menarik, saya akan berhenti membaca. Saya hanya mau membaca hal-hal yang ingin saya ketahui dengan segera. Itu yang dilakukan Summly.”

Jagoan teknologi itu membangun Summly di meja belajar di kamarnya pada usia 15 tahun. Aplikasi itu telah diunduh jutaan kali dan meringkas setidaknya 90 juta berita sejak versi awal aplikasi diluncurkan dengan nama Trimit pada 2011.


6. Ayan Qureshi, Bocah 5 Tahun Jadi Teknisi Microsoft

Ayan Qureshi
Buat kamu yang memang profesional di bidang ini dan pernah mengikuti tes serupa, mungkin mengetahui betapa rumitnya serangkaian tes yang dilakukan oleh Microsoft.

Sejak kecil, kehidupan Ayan ini memang sudah lekat dengan komputer. Ayahnya seorang konsultan IT. Jadi sang ayah sudah memperkenalkan tentang komputer sejak Ayan berusia tiga tahun. Bahkan nih bero, Asim nama ayah Ayan sudah membuatkan lab IT komputer di rumah untuk belajar.

Ayan melakukan training selama lima bulan untuk mengikuti ujian Microsoft, dan menjalani tes final di Birmingham City University pada September lalu. Ayan akhirnya lolos dan berhak mendapat Microsoft Certified Professional.

Dikutip dari Viva yang dilansir oleh Daily Mail, Jum’at (14/11/14), Asim juga mengungkapkan bahwa dirinya telah melihat bakat anaknya sejak kecil. Awalnya Ayan terlihat tertarik ketika Asim sedang menginstall Windows, ia juga tertarik cara memainkan game di komputer. Tetapi semakin lama, Ayan lebih tertarik mengerti bagaimana cara sebuah komputer bekerja. Meskipun tidak mudah mengajari anak kecil, tetapi Asim terus memberikan ilmu baru setiap hari untuk sang anak. Nyatanya, usaha tersebut memang terbayar dengan Ayan yang kini memegang rekor sebagai peraih Microsoft Certified Professional termuda.

7. Evan, Bocah 8 Tahun Dibayar Oleh Youtube

Kerjanya Cuma Main, Bocah 8 Tahun Ini Digaji Rp 15 Miliar

Umurnya memang sangat belia, baru delapan tahun. Tapi hebatnya, bocah laki-laki bernama Evan ini sudah dapat menghasilkan uang berjumlah besar, yakni US$ 1,3 juta atau sekitar Rp 15,5 miliar.

Uang itu didapat Evan tanpa kerja keras banting tulang, melainkan dari bermain dengan mainannya.
Diberitakan Business Insider, Evan mendapatkan uang sebanyak itu dari mengulas mainan terbaru dan menggunggahnya ke Youtube.

Video yang diunggahnya kemudian menjadi viral dan ditonton lebih dari 10 juta. Dalam channel Youtube pribadinya, EvanTubeHD, Evan telah mengunggah lebih dari 10 video.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Newsweek, ayah Evan, Jared mengatakan, semua itu berawal dari proyek sederhana yang dibuatnya bersama Evan.  Keduanya membuat video stop-motion Angry Birds yang diunggah Youtube dengan nama channel EvanTubeHD.

Kemudian dikembangkan menjadi bisnis profesional. Membuat tim penjualan dan melakukan penawaran kepada produsen mainan untuk dipromosikan di channel Youtube Evan.

Source :
http://inet.detik.com/read/2015/09/17/095119/3021147/398/dituduh-bikin-bom-ahmed-malah-jadi-rebutan-facebook--google
http://jakartakita.com/2015/09/14/ini-dia-pegawai-it-termuda-di-dunia/
http://voa-islam.com/read/tekno/2015/01/29/35360/ben-pasternak-remaja-15-tahun-yang-diincar-google-facebook-dan-yahoo/
http://ngonoo.com/2014/11/145219/ayan-qureshi-teknisi-it-profesional-berumur-5-tahun/
http://www.dream.co.id/orbit/kerjanya-cuma-main-bocah-8-tahun-ini-digaji-rp-15-miliar-140923s.html
 

No comments

Post a Comment

Home